Ada 4 produk Prakarya pilihan yang dapat dipelajari di dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, yaitu: kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan masalah, merancang, membuat, memanfaatkan, menguji, mengevaluasi, dan mengembangkan produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan yang dikembangkan pada mata pelajaran ini adalah: kemampuan pada tingkat meniru, memanipulasi (memodifikasi), mengembangkan, dan menciptakan serta merekonstruksi karya yang ada, baik karya sendiri maupun karya orang lain;
Di jenjang SMA, ke-empat aspek tersebut diarahkan pada pengembangan produk dalam bentuk maket atau model dengan menggunakan teknologi tepat guna skala home industry dengan wawasan kewirausahaan agar dapat mandiri secara ekonomi. Untuk itu, keterampilan atau psikomotorik dikembangkan pada tingkat presisi (sesuai standar).
Pengembangan kompetensi peserta didik diarahkan untuk mempelajari produk teknologi berdasarkan kerangka analisa sistem meliputi: input, proses, output, melalui prinsip Pikir, Gambar, Buat, Uji (PGBU).
Aspek mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMA/MA dan SMK/MAK terdiri atas:
1. Kerajinan
Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: estetika-ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya. Lingkup ini dapat digali dari potensi lokal dan seni terapan (applied art), desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).
2. Rekayasa
Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa penyambungan balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.
3. Budidaya
Budidaya tumbuhan dan hewan mencakup pembibitan, penanaman, pemanenan, penyimpanan, dan penanganan atau pengemasan dan distribusi untuk proses selanjutnya. Substansi yang dipelajari pada aspek ini adalah tanaman, ternak dan ikan. Manfaat edukatif teknologi budidaya adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) agar menjadi peserta didik yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
4. Pengolahan
Pengolah proses transformaasi (perubahan bentuk) dari bahan mentah menjadi produk olahan. Transformasi melibatkan proses-proses fisik, kimia, maupun mikrobiologis. Proses pengolahan mencakup pula penanganan dan pengawetan bahan melalui berbagai teknik dasar proses pengolahan dan pengaawetan. Manfaat edukatif teknologi pengolahan bahan pangan bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah menambah keanekaragaman makanan, member nilai ekonomis dan timbul kesadaran pentingnya melakukan penanganan, pengolahan dan pengawetan bahan pangan agar tidak cepat rusak.
Untuk Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 (dua) aspek dari 4 (empat) aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
Penilaian mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dilakukan terhadap:
• Proses menemukan kebutuhan atau peluang melalui mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya sebagai bukti sikap kritis dan inovatif yang didasari oleh rasa ingin tahu dalam menciptakan peluang
• kreativitas dan inovasi
• kemampuan memproduksi ide dan menetapkan ide berdasarkan syarat kebaruan
• karya desain dan gambar rancangan produk
• kemampuan menguji/mengevaluasi produk
Sumber: Silabus Mata Pelajaran SMA/Madrasah Aliyah/ SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016.