Author Archives: admin

Teori Belajar dan Kecerdasan

Dahulu bahkan saat ini masih banyak kita temui mereka yang terpaku pada hasil tes IQ seseorang. Kecerdasan seseorang dinilai sebagai sesuatu yang dimiliknya sejak lahir dan yang tidak akan berubah sepanjang hidupnya. Pandangan seperti ini tidaklah benar. Howard Gardner dan rekan-rekannya di Universitas Harvard telah mematahkan anggapan ini. Melalui sebuah penelitian mereka menemukan bahwa ada banyak jenis kecerdasan yang tidak bisa diukur oleh tes IQ standar.

Menurut Gardner kecerdasan adalah: kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan berbagai produk yang penting bagi perkembangan budaya.  Menurutnya, mengamati cara seorang montir menyelesaikan masalah busi, atau cara seorang akuntan menyelesaikan sebuah dilema finansial, memberikan contoh yang lebih baik mengenai cara kerja kecerdasan daripada hasil tes apapun.

Howard Gardner memberi delapan tipe kecerdasan pada manusia, yaitu:

1. Kecerdasan Linguistik: Word Smart

ini adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektf (kemampuan berbicara). Dalam kehidupan sehari-hari, kecerdasan linguistik bermanfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca apa pun mulai dari rambu lalu lintas sampai novel klasik, dan menulis apa pun mulai dari pesan dan surat E-mail sampai puisi dan laporan kantor.

2. Kecerdasan Logis-matematis: Number Smart

Ketrampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat.Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan ketika menciptakan hipotesis dan dengan tekun mengujinya dengan data eksperimental. Ini juga kecerdasan yang digunakan akuntan pajak, pemrogram komputer atau ahli matematika. Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan kecerdasan ini untuk menghitung saldo buku cek, memahami perhitungan utang nasional, atau mencerna laporan surat kabar terbaru mengenai penelitian genetika.

3. Kecerdasan Spasial: Picture Smart

Kecerdasan gambar dan visualisasi. Kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Senimana atau pemahat memiliki kecerdasan ini dalam tingkat yang tinggi, demikian juga dengan seorang penemu yang bisa memvisualisasikan penemuan baru sebelum menggambarkannya di atas kertas. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kecerdasan ini untuk menghias rumah, membaca laporan keuangan kantor atau menikmati sebuah karya seni.

4. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman, pantomim, aktor), dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kayu, ahli bedah). Tentu saja yang kesemuanya diimbangi dengan kecerdasan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan cerdas tubuh dalam segala hal, mulai dari membuka tutup botol mayones dan memperbaikimesin mobil sampai melakukan olah raga.

5. Kecerdasan Musikal: Musical Smart

Kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano dari dunia seni dan budaya. Disk jockey, teknisi suara, tukang stem piao, wiraniaga produk elektronik dan terapis musik adalah karir praktis untuk kecerdasan ini.

Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kecerdasan ini ketika kita menyanyi dalam paduan suara, memainkan alat musik, atau menikmati musik di TV, radio, atau CD.

6. Kecerdasan Antarpribadi: People Smart

Kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain. Termasuk juga: kemampuan berempati pada orang lain (seperti konselor), sampai kemampuan memanipulasi sekelompok besar orang menuju pencapaian suatu tujuan bersama. Kecerdasan antarpribadi mencakup kemampuan ‘membaca orang’.

Begitu banyaknya spek kehidupan yang melibatkan interaksi dengan orang lain, maka kecerdasan antarpribadi ini mungkin sebenarnya lebih penting bagi keberhasilan dalam hidup daripada kemampuan membaca buku atau memecahkan problem matematika.

7. Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart

Kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan mengetahui siapa diri Anda sebenarnya, dan mengetahu kekuatan serta kelemahan Anda. Kecerdasan intrapribadi termasuk kecerdasan yang paling sulit dimengerti.

Ini juga kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk mempercayai diri sendiri.

Terapis, konselor, dan profesional lain yang bekerja dengan emosi serta motivasi pribadi menggunakan kecerdasan ini untuk membantu orang lain mengembangkan perasaan positif terhadap diri sendiri.

8. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart

Kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita. Ini juga mencakup kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam lain. Ahli biologi, penjaga hutan, dokter hewan dan hortikulturis menggunakan kecerdasan ini untuk profesi mereka. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kecerdasan ini ketika berkebun, berkemah dengan teman-teman atau keluarga, atau mendukung proyek ekologi lokal.

 

Setiap manusia mempunyai dan menggunakan kedelapan kecerdasan ini dengan kombinasi yang berlainan. Mereka juga menggunakan kedelapan kecerdasan ini dengan caranya masing-masing. Kebanyakan dari kita berada di tengah-tengah, yaitu: kita mempunyai satu atau lebih kecerdasan yang mudah untuk kita ungkapkan dan beberapa sedang-sedang saja serta satu atau lebih terasa sulit.

Nah, kegagalan yang sering kita lihat dalam bermasyarakat adalah ketika kita memberi penilaian yang lebih dengan hanya memusatkan pada satu atau dua saja dari kedelapan kecerdasan yang ada di atas. Seperti kita lebih menghargai mereka yang menonjol dalam kecerdasan linguistik dan kecerdasan matematis, misalnya. Kecenderungan ini kemudian menular ke dalam ruang-ruang kelas. Anak-anak dengan dua kecerdasan ini kemudian lebih dihargai kemampuannya. Akibatnya, anak-anak dengan kecerdasan lainnya seringkali diabaikan dan pada akhirnya tampak lebih sering gagal, walau sebenarnya mereka mungkin sangat berbakat dalam kecerdasan lainnya.

Teori Multiple Intelligence kemudian memberi kita cara melihat sebuah gambaran lengkap potensi seorang pelajar sehingga berbagai kemampuan mereka yang tadinya terabaikan dapat muncul sehingga dapat dihargai dan dikembangkan.

Bagaimana menemukan Multiple Intelligence pada siswa didik kita? Thomas Armstrong dalam bukunya Setiap Anak Cerdas memaparkan langkah-langkah yang dapat kita tempuh dalam proses belajar siswa didik untuk melihat setiap keunikan dan keistimewaan yang ada pada diri mereka dan bagaimana mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki.

Pada pokoknya, setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan di atas. Yang membedakan adalah proporsi-nya.

sumber: Setiap Anak Cerdas, Thomas Armstrong.

Storytelling dalam KBM

Ada yang membanggakan melihat anak-anak Indonesia saat ini, itulah ketika saya mengantarkan keponakan untuk mengikuti lomba storytelling tingkat Sekolah Dasar dan Menengah di LIA, tanggal 3 Desember lalu. Lomba storytelling ini memberikan tiga kriteria cerita, yaitu: cerita hewan, cerita rakyat, dan (satu lagi saya lupa).

Begitu memasuki kampus ini, suasana meriah menyambut saya. Beberapa anak-anak sekolah dasar dan menengah tampil dengan busana tradisional. Ada juga yang mengenakan kostum binatang. Yang lebih menakjubkan lagi adalah media dan perangkat yang mereka bawa untuk melengkapi lomba storytelling ini. Saya seperti melihat kesibukan guru mempersiapkan bahan ajar untuk murid-muridnya (smile).

Pemandangan yang sungguh memesona melihat anak-anak kecil begitu fasih berbahasa inggris, tampil percaya diri bercerita di depan khalayak umum. Saya seperti mendapatkan suntikan semangat melihat antusiasme anak-anak itu. Sebenarnya apa sih storytelling itu?

Storytelling adalah aktivitas bercerita dengan menggunakan berbagai media. Media tersebut bisa berupa boneka, ekspresi wajah dan gerakan tubuh, buku, dan lain-lain. Banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari aktivitas storytelling ini, di antaranya adalah:
1. Materi pelajaran akan lebih mudah diserap.
2. Mengembangkan imajinasi anak.
3. Dapat disisipkan nilai-nilai moral.

Model storytelling ini saya yakin sudah banyak dilakukan di sekolah-sekolah. Selain manfaat yang dapat diperoleh seperti di atas, kegiatan belajar mengajar juga lebih menyenangkan. Guru dan murid dapat saling berinteraksi.

Selain manfaat seperti yang telah diuraikan di atas, ada juga kekurangan dari storytelling ini, salah satunya adalah kadang materi yang diberikan bisa melebar kemana-mana. Untuk itu guru atau sang pencerita harus memfokuskan diri pada materi yang akan diberikan.

Kebaikan dan kekurangan pada sebuah model kegiatan belajar tentu tidaklah seharusnya menjadi penghalang. Semakin banyak mencoba dan menerapkan kepada anak didik, kita akan semakin luwes dan memahami metode apa yang cocok untuk mereka.

Selamat bercerita Bapak/Ibu guru.

Pengenalan diri

Seringkali sebagai pendidik kita mengalami kesulitan mengkomunikasikan pentingnya bagaimana murid-murid kita bersikap, berperilaku di dalam pergaulan sosial. Danie Beaulie dalam bukunya ‘Teknik-teknik yang berpengaruh di Ruang kelas” memberikan beberapa saran yang dapat dilakukan orang dewasa untuk menunjukkan suatu masalah atau perilaku pada anak-anak melalui penggunaan perumpamaan atau benda melalui beberapa latihan di bawah ini.

Buatlah gambar sesuatu sama-samar, sehingga siswa tidak dapat menebak gambar tersebut karena garis gambarnya tipis. Kemudian sedikit demi sedikit tebalkan sehingga siswa dapat melihat dengan jelas dan menebak gambar tersebut. Pada saat itu jelaskan kepada mereka persamaan antara gambar yang tidak jelas tadi dengan seseorang yang pemalu, orang yang menutup diri, orang yang tidak dapat dikenali orang lain karena ia tidak mau menunjukkan jati dirinya dan orang yang tidak mau mengatakan dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya.

Bandingkan dengan gambar yang terakhir, yaitu gambar yang jelas, orang yang berbicara dengan baik dan menggunakan bahasa yang benar.

Jika perlu, buat perumpamaan lebih lanjut dengan menggambar garis yang sangat tebal dengan pensil sampai kertas sobek. Dengan gambar tebal ini kita dapat memberikan gambaran bahwa seseorang yang sombong dan berambisi untuk menguasai kelas kadang-kadang dapat membuat hubungan orang tersebut dengan temannya terganggu.

Dari latihan di atas siswa dapat memperoleh gambaran tingkat kesombongan yang berbeda-beda. Siswa dapat menggambarkan dirinya apakah ia seperti garis yang sangat tipis atau amat tebal. Mereka juga bisa melihat teman lain ibarat garis yang setebal apa. Dengan demikian siswa dapat bermain dengan konsep pengenalan diri sesuai dengan pengamatan mereka sendiri.

Cara lain adalah dengan menggunakan dadu. Minta mereka mengocok dadu, tapi jangan digelindingkan. Ketika anak mengocok dadu, berikan penjelasan persamaan antara gerak tangan yang ragu-ragu dengan perilaku anak yang sering kali ragu-ragu untuk mengambil keputusan atau tidak berani mengekspresikan diri di kelas karena lebih mengkhawatirkan akibat yang ditanggungnya.

Berikan pengertian kepada siswa bahwa jika dadu tidak digelindingkan maka hasilnya tidak ada atau nol. Namun berbeda jika dadu digelindingkan. Kesempatan untuk memperoleh mata 1 atau bahkan 6 terbuka. Demikian pula jika siswa berani (walaupun keberanian itu tidak besar) dan mencoba melakukan sesuatu, maka ia akan mendapat pengalaman yang bermanfaat daripada hanya diam dan tetap ragu-ragu serta takut diejek teman.

**
Buku yang bagus, sayangnya beberapa kalimat terjemahan terasa aneh, maka saya mengadaptasikan dari persepsi saya sendiri. Semoga tidak menyimpang terlalu jauh.

Sumber: Teknik-teknik yang berpengaruh di Ruang kelas ~ Beaulie

Permainan Tradisional Sebagai Alternatif dalam Pembelajaran

Ada yang menarik. Partner baru saja pulang menghadiri acara TEDX. Dan dia langsung bercerita satu presentasi yang menurut dia saya pasti suka. Dia tahu persis saya selalu tertarik dengan tema yang berkaitan dengan Pendidikan.

Dan inilah ceritanya. Kang Zaini Alfi adalah seorang traditional games expert. Sekilas informasi yang saya peroleh dari brosur:

“Zaini’s teaches children the fun of traditional games and toys through his social business, Komunitas Hong. He is also committed to reinvesting profits in children education, health and wellbeing through this platform.”

Zaini adalah lulusan ITB yang mendalami permainan tradisional. Melalui komunitas Hong yang didirikannya, ia bertekad melestarikan mainan dan permainan rakyat. Komunitas ini terdiri dari 150 anggota yang berasal dari masyarakat tingkatan usia dari mulai usia 6 tahun sampai usia 90 tahun. Kelompok anak adalah pelaku dalam permainan sedangkan untuk anggota dewasa adalah sebagai narasumber dan pembuat mainan.

Komunitas mainan rakyat ini berusaha menggali dan merekonstruksi mainan rakyat, baik itu dari tradisi lisan atau tulisan berupa naskah-naskah kuno dan berusaha memperkenalkan mainan rakyat dengan tujuan menanamkan sebuah pola pendidikan masyarakat buhun agar seorang anak mengenal dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya. (sumber: dari sini)

Tadi partner menerangkan filosofi permainan congklak yang dipaparkan oleh kang Zaini di acara TEDX.

Permainan congklak dimainkan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congkak dan biji congklak sebanyak 50 (10×5), idealnya 98 (14 x 7). Jumlah biji berbeda-beda tergantung jumlah lobang yang ada pada papan congklak. Kebetulan milik kami adalah papan congklak dengan 10 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 5 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain.

Cara memainkannya: Masing-masing lobang kecil dari 2 pemain diisi dengan 5 buah biji. Pemain pertama dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu biji ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi. Bila habis di  lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak. (sumber dari sini)

Permainan ini mempunyai arti:

5 lobang kecil yang berhadap-hadapan itu menandakan nama hari dalam jawa.  Namun bisa juga 7 untuk menandakan jumlah hari.

Permainan ini mengajarkan, bahwa jika kita mempunyai rejeki, kita dapat membaginya untuk kebutuhan kita sendiri satu-satu (tidak perlu berlebih), diwakilkan ketika kita meletakkan satu biji ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Ketika rejeki itu berlebih kita boleh menyimpannya di lumbung (lobang besar). Lagi-lagi cukup satu. Dan jika kita masih mempunyai lebihnya, bagikan ke saudara, tetangga, teman, dan lain-lain (ditandai dengan meletakkan satu biji ke setiap lobang papan congklak milik teman di hadapan kita). Namun kita tidak diperbolehkan meletakkan biji di dalam lumbung milik kawan kita. Mengapa? Karena adalah kewajiban si empunya untuk menghidupi dirinya sendiri, yang disimbolkan sebagai tabungan. Dan begitu seterusnya.

Intinya adalah dalam hidup kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dan saling berbagi terhadap orang lain. Serta mengajarkan untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri.

Wow, saya sungguh takjub mendengar cerita dari partner. Sungguh indah filosofi nenek moyang kita dulu, bukan? Ingin tahukah Anda mengapa orang tua kita jaman dahulu mengajarkan anak-anak bermain? Karena jaman dahulu tidak ada sekolah formal dan itulah cara nenek moyang kita mendidik anak-anak mereka.

Menarik ya? Permainan tradisional ini juga bisa disisipkan ke dalam pembelajaran di sekolah loh.

Kalau selama ini Anda, para guru terbiasa memberikan permainan di sela pembelajaran, tidak ada salahnya permainan tradisional seperti ini diterapkan. Selain melestraikan permainan tradisional yang melimpah sekali di negara kita ini, anak-anak pun dapat dibekali penanaman nilai-nilai karakter yang kuat.

Bukankah impian kita semua agar anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak-anak yang tidak hanya pintar tapi juga mempunyai karakter yang kuat, baik dan dapat dibanggakan?

Mengenai komunitas Hong juga dapat di baca di sini. Atau di http://kaulinanbudak.multiply.com/

#SelamatkanAnakBangsa: Membaca Yuk

Beberapa waktu lalu dunia pendidikan dikagetkan oleh semakin merosotnya nilai Bahasa Indonesia di UN. Berbagai alasan dikemukakan. Buat saya, hanya satu penyebab utama yaitu kurang membaca.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Mengenalkan anak pada kegiatan membaca sedini mungkin. Ini adalah salah satu gerakan untuk #SelamatkanAnakBangsa.


Dokumentasi: Dari sini

1. Mulai dari lingkungan terdekat. Tularkan kebiasaan membaca pada anak sejak dini.
Tidak mungkin meminta anak kita membaca jika kita sendiri sebagai orang tua lebih memilih menonton sinetron, misalnya.

2. Ajak anak-anak mengunjungi perpustakaan atau toko buku. Toko buku sekarang banyak didesain sekaligus sebagai perpustakaan. Bisa menjadi pengenalan awal ke anak tentang fungsi perpustakaan.

3. Temani dan pilihkan bacaan yang sesuai untuk usia mereka. Buku cerita bergambar atau komik dapat digunakan sebagai langkah awal untuk menarik minat anak-anak pada buku.

4. Sesekali minta mereka untuk menceritakan kembali isi buku yang dibaca. Ini akan membuat kegiatan membaca menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur.

5. Berikan hadiah buku di hari ulang tahun mereka. Atau, pengalaman orang tua saya dulu, jika ada anak yang berulang tahun atau berprestasi kami diizinkan untuk membeli buku lebih dari satu. Anak lainnya cukup satu. Dan ini adalah hadiah yang paling kami tunggu. Kami bersuka cita menunggu hari ulang tahun.

Manfaat membaca tentu banyak, salah satunya mengembangkan pemikiran dan cara berpikir kita, menambah kosa kata baru, dan lain-lain. Sejatinya, membaca akan membawamu pada dunia yang penuh warna dan dinamis.

Mari membaca dan warnai hari-harimu dengan buku-buku yang bergizi.


Dokumentasi: dari sini

Menghapus Video di Youtube

Beberapa hari yang lalu murid saya bertanya cara untuk menghapus sebuah video dari akun youtube yang dia miliki. Berikut ini langkahnya:

1. Masuk ke akun youtube milikmu.
2. Klik tanda panah pada user akun yang muncul. Pilih My Videos.

3. Selanjutnya, beri tanda centang di kotak sebelah kiri pada file video yang ingin kamu hapus.
4. Klik ikon Delete.

5. Mudah, kan? 🙂

update:

Untuk tampilan Youtube yang baru, perintah Delete  ada di menu Actions. Lihat gambar berikut.

Latihan Berhitung untuk SD

Ingin bermain sambil melatih berhitung pada murid atau putra-putri Anda? Coba deh program Reken Test. Unduh programnya di sini.

Tingkat kesulitan dan materi dapat disesuaikan dengan umur dan kelas si anak.

Berikut ini adalah tampilan program Reken Test. Tampilannya memang sangat sederhana. Keunggulannya justru ada pada pilihan konten.

Dan ini adalah contoh perhitungan opsi penjumlahan untuk anak kelas 1 Sekolah Dasar

Di akhir latihan, program ini akan memberikan laporan hasil pelajaran yang diperoleh si anak.

Oya, program ini freeware. Sangat baik digunakan untuk melatih ketrampilan berhitung pada anak.

Siapa yang menyusun kurikulum?

Ide tulisan ini datang dari status seorang teman yang menanyakan siapa yang menyusun kurikulum sehingga materi sekolah terasa padat dan sering kali menyulitkan tidak saja anak tapi juga orang tua.

Saya ingin menuliskan ini kembali dengan tujuan sebagai pengingat untuk diri saya sendiri juga. Thanks Wida, untuk ide tulisannya yang menarik 🙂

Seperti yang kita ketahui, sejak tahun 2006 kurikulum lama memodifikasi diri menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan atau yang dikenal dengan KTSP. KTSP dapat juga diartikan dengan kurikulum sendiri. Mengapa demikian?

Tidak seperti sebelumnya, guru selalu menerima dalam bentuk jadi kurikulum yang ditawarkan dari pusat. Maka dengan KTSP, pemerintah ingin agar setiap sekolah mampu untuk membuat kurikulum sendiri. Model KTSP juga menuntut kreativitas untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan kondisi lokal.

Untuk membantu para guru menyusun kurikulum, ketika model KTSP ini diluncurkan pertama kali, Depdiknas menyediakan bantuan berupa kerangka acuan, seperti: standar isi dan standar kompetensi. Berpegang pada inilah kurikulum disusun.

Dan bagi sekolah yang belum siap menyusun kurikulum sendiri pemerintah menyediakan model kurikulum lengkap yang langsung bisa diaplikasikan ke satuan pendidikan.

Jadi, siapa yang menyusun kurikulum? Masing-masing sekolah boleh, bahkan disarankan untuk menyusun kurikulumnya sendiri.


Dokumentasi foto dari: http://sitemaker.umich.edu/simon.356/curriculum_development_and_teacher_methodology

Mulai menulis dan menambahkan foto di blog

Untuk seorang teman yang menanyakan bagaimana langkah memasukkan foto atau gambar ke dalam blog, silakan dibaca dan saya tunggu tulisan pertamanya 🙂

1. Masuk ke alamat blog Anda. Misal alamat blog adalah http://pipipiko.wordpress.com, maka ketikkan di address bar: http://pipipiko.wordpress.com/wp-admin. Kemudian tekan Enter. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

2. Isikan data yang diminta, berupa user name dan password.
3. Tunggu sampai muncul tampilan Dashboard.

4. Klik di menu Post.

5. Untuk membuat tulisan baru, klik Add New

6. Untuk memasukkan foto, klik ikon Add an image.

7. Pilih lokasi di mana file image tersimpan. Selanjutnya klik foto yang akan dimasukkan. Klik Upload, untuk mengunggah file foto ke dalam server blog.

8. Foto yang kita pilih akan muncul. Kemudian klik Insert into Post.

9. Gambar atau foto akan muncul di halaman posting. Klik Publish, jika telah selesai.

10. Untuk melihat tulisan kita, klik Visit Site.

11. Inilah tampilan tulisan kita di blog

12. Mudah, kan? Ayo, mulai nge-blog ya 🙂

Media Pembelajaran Aktif

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” (Pasal 1(1), UU Sisdiknas No. 20/2003)

Kalimat yang bercetak tebal di atas menunjukkan adanya perubahan paradigma pendidikan dari guru sebagai pusat belajar menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berpusat pada siswa? Saya kutipkan dari buku “Media Pembelajaran Aktif”, Utomo Dananjaya.

“Pembelajaran sejatinya merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa siswa.”

Utomo menekankan pentingnya metode pembelajaran diskusi memecahkan masalah, mencari sumber informasi dari sumber alam sekeliling atau sumber-sumber sekunder buku bacaan dan pengalaman berupa permainan. Sehingga dari proses pengalaman ini siswa dapat menghasilkan kesimpulan sebagai pengetahuan.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa guru memerlukan media yang dapat mewadahi proses aktivitas siswa, yaitu: diskusi, penugasan, dan games.

Mengapa diskusi begitu penting dalam proses pembelajaran? Karena dengan adanya diskusi diharapkan siswa dapat saling berinteraksi. Mereka juga dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri. Melalui diskusi siswa belajar mengamati, mengelompokkan, mencari hubungan, membuat hipotesa, memahami, menyimpulkan dan mengomunikasikan.

Setelah diskusi, yaitu penugasan atau proyek. Para siswa dibiarkan mengerjakan tugas di luar sekolah untuk melengkapi bahan prestasi di kelas.

Terakhir, games. Games dapat diangkat dari permainan anak-anak atau hiburan yang menyenangkan. Anak-anak dapat belajar tentang kebijakan hidup serta nilai moral dan sosial yang ada di dalam masyarakat.

Ketiga media di atas mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran aktif. Sulitkah meng-implementasikannya? Tidak ada yang mudah tapi tak ada yang tak mungkin.

sumber tulisan: Media Pembelajaran Aktif, Utomo Dananjaya.


dokumentasi: dari sini