“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” (Pasal 1(1), UU Sisdiknas No. 20/2003)
Kalimat yang bercetak tebal di atas menunjukkan adanya perubahan paradigma pendidikan dari guru sebagai pusat belajar menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berpusat pada siswa? Saya kutipkan dari buku “Media Pembelajaran Aktif”, Utomo Dananjaya.
“Pembelajaran sejatinya merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa siswa.”
Utomo menekankan pentingnya metode pembelajaran diskusi memecahkan masalah, mencari sumber informasi dari sumber alam sekeliling atau sumber-sumber sekunder buku bacaan dan pengalaman berupa permainan. Sehingga dari proses pengalaman ini siswa dapat menghasilkan kesimpulan sebagai pengetahuan.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa guru memerlukan media yang dapat mewadahi proses aktivitas siswa, yaitu: diskusi, penugasan, dan games.
Mengapa diskusi begitu penting dalam proses pembelajaran? Karena dengan adanya diskusi diharapkan siswa dapat saling berinteraksi. Mereka juga dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri. Melalui diskusi siswa belajar mengamati, mengelompokkan, mencari hubungan, membuat hipotesa, memahami, menyimpulkan dan mengomunikasikan.
Setelah diskusi, yaitu penugasan atau proyek. Para siswa dibiarkan mengerjakan tugas di luar sekolah untuk melengkapi bahan prestasi di kelas.
Terakhir, games. Games dapat diangkat dari permainan anak-anak atau hiburan yang menyenangkan. Anak-anak dapat belajar tentang kebijakan hidup serta nilai moral dan sosial yang ada di dalam masyarakat.
Ketiga media di atas mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran aktif. Sulitkah meng-implementasikannya? Tidak ada yang mudah tapi tak ada yang tak mungkin.
sumber tulisan: Media Pembelajaran Aktif, Utomo Dananjaya.
dokumentasi: dari sini
Seharusnya edalam media pembelajaran diselipkan pesan: no pain, no gain sehingga terbentuklah karakter anak didik secara bertahap sesuai dengan kemampuan nalarnya. Ok, semoga.