Storytelling dalam KBM

Ada yang membanggakan melihat anak-anak Indonesia saat ini, itulah ketika saya mengantarkan keponakan untuk mengikuti lomba storytelling tingkat Sekolah Dasar dan Menengah di LIA, tanggal 3 Desember lalu. Lomba storytelling ini memberikan tiga kriteria cerita, yaitu: cerita hewan, cerita rakyat, dan (satu lagi saya lupa).

Begitu memasuki kampus ini, suasana meriah menyambut saya. Beberapa anak-anak sekolah dasar dan menengah tampil dengan busana tradisional. Ada juga yang mengenakan kostum binatang. Yang lebih menakjubkan lagi adalah media dan perangkat yang mereka bawa untuk melengkapi lomba storytelling ini. Saya seperti melihat kesibukan guru mempersiapkan bahan ajar untuk murid-muridnya (smile).

Pemandangan yang sungguh memesona melihat anak-anak kecil begitu fasih berbahasa inggris, tampil percaya diri bercerita di depan khalayak umum. Saya seperti mendapatkan suntikan semangat melihat antusiasme anak-anak itu. Sebenarnya apa sih storytelling itu?

Storytelling adalah aktivitas bercerita dengan menggunakan berbagai media. Media tersebut bisa berupa boneka, ekspresi wajah dan gerakan tubuh, buku, dan lain-lain. Banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari aktivitas storytelling ini, di antaranya adalah:
1. Materi pelajaran akan lebih mudah diserap.
2. Mengembangkan imajinasi anak.
3. Dapat disisipkan nilai-nilai moral.

Model storytelling ini saya yakin sudah banyak dilakukan di sekolah-sekolah. Selain manfaat yang dapat diperoleh seperti di atas, kegiatan belajar mengajar juga lebih menyenangkan. Guru dan murid dapat saling berinteraksi.

Selain manfaat seperti yang telah diuraikan di atas, ada juga kekurangan dari storytelling ini, salah satunya adalah kadang materi yang diberikan bisa melebar kemana-mana. Untuk itu guru atau sang pencerita harus memfokuskan diri pada materi yang akan diberikan.

Kebaikan dan kekurangan pada sebuah model kegiatan belajar tentu tidaklah seharusnya menjadi penghalang. Semakin banyak mencoba dan menerapkan kepada anak didik, kita akan semakin luwes dan memahami metode apa yang cocok untuk mereka.

Selamat bercerita Bapak/Ibu guru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *