Sosialisasi Kurikulum 2013

Ini tulisan yang tertunda cukup lama. Namun, saya coba menuliskan semampu saya mengingat ya ^-^.

Salinan sosialisasi kurikulum yang saya terima tampaknya tidak banyak berbeda dengan draft kurikulum yang pernah saya unduh di laman bincangedukasi di sini. Landasan Pengembangan Kurikulum yang membagi ke dalam 3 aspek, yaitu Aspek Filosofis, Aspek Yuridis, dan Aspek Konseptual.

RPJMN 2010-2014 Prioritas: Metodologi
Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa indonesia, dst

Pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek kognitif semata-mata tetapi juga harus mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik secara holistik

RPJMN 2010-2014 Prioritas: Kurikulum
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah, dst

Pemberian kewenangan kepada sekolah untuk menyusun silabus tidak dilaksanakan secara optimal, pada umumnya hanya CP.
Ke depan, silabus disusun oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Sekarang, masuk ke dalam topik utama. Fokus Pengembangan Kurikulum 2013. Apa saja? Ini daftarnya:
1. Mengurangi mata pelajaran
2. Mengurangi materi pelajaran
3. Menambah jam belajar
4. Penguatan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dalam pembelajaran
5. Penguatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap secara holistik dalan pembelajaran
6. Penguatan pembelajaran siswa aktif, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu dari berbagai sumber belajar
7. Penguatan penilaian proses dan hasil
8. Tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, dan global

Draft Struktur Kurikulum Peminatan SMA 2013
photo(19)
Ada 2 kelompok yaitu A dan B yang sifatnya wajib. Serta Kelompok C untuk Peminatan. (lihat gambar di atas).

Di SMA, sejak awal masuk siswa akan diarahkan untuk mulai mengambil kelompok C (Peminatan). Ada 3 skenario untuk menentukan minat anak. Pertama: melihat dari nilai UN. Kedua, nilai rapor. Ketiga, bertanya kepada guru BK di sekolah anak yang bersangkutan, dan terakhir tes penempatan sekolah masing-masing.
Guru atau sekolah boleh memilih satu dari banyak skenario yang diberikan.

Tim sosialisasi kemudian memberi contoh sebagai berikut:
Misal seorang anak ingin menjadi dokter maka nilai Matematika dan Ilmu-lmu Alamnya harus bagus. Guru bisa merujuk dari nilai UN SMP siswa tersebut atau melakukan tes penempatan di sekolah. Kemudian mencocokkan.

Setelah didapat hasil dan sesuai maka berikutnya anak harus mengambil mata pelajaran tambahan (di luar mata pelajaran yang ada di kelompok A atau B) berupa mata pelajaran yang ada di dalam peminatan itu. Misal untuk seorang dokter maka mata pelajaran yang ada di peminatan matematika dan ilmu alam adalah: matematika, biologi, fisika, dan kimia. Mata pelajaran ini semua harus diambil oleh siswa.

Selanjutnya, untuk mendukung minatnya itu anak ditanya mau melakukan usaha apa sebagai pendukung profesinya nanti. Misal selain menjadi dokter ia ingin bisnis alat-alat kedokteran. Maka ia perlu belajar bahasa asing, semisal bahasa mandarin. Maka, bahasa mandarin menjadi pilihan lintas minat anak tersebut.

Begitu kira-kira. Tampak mudah, ya? Tentu kalau satu anak. Bayangkanlah jika ratusan anak yang harus kita perhatikan.

Selanjutnya, Rasionalitas Penambahan Jam Pelajaran dan elemen lainnya sama.

Dan mengenai mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, ini yang saya peroleh. Mereka tetap tidak mengatakan mata pelajaran TIK hilang tapi diintegrasikan ke semua mata pelajaran. Guru TIK masih memiliki kesempatan selama 2 tahun untuk mengajar sambil memutuskan untuk alih profesi ke mata pelajaran lain. Karena di tahun ajaran baru 2013-2014 pelajaran TIK tidak lagi diberikan kepada siswa kelas X. Namun kelas XI dan XII masih belajar TIK. Dihilangkan secara perlahan-lahan.

catatan: Namun beberapa sekolah mengambil kebijakan yang berbeda untuk mata pelajaran TIK. TIK dimasukkan sebagai muatan lokal, sehingga kegiatan pembelajaran TIK tidak mengalami perubahan. Itu semua tergantung dari kebijakan sekolah masing-masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *